Selasa, 30 Juni 2015

BELANDA, NEGRI KINCIR ANGIN

WEST EUROPE PART 6

BELANDA , NEGRI KINCIR ANGIN


Dari kota Koln ( Jerman ) kita menuju ke Amsterdam Belanda.
Sampai di Amsterdam hari sudah malam, kita langsung menuju hotel untuk istirahat.
Hotel tempat kita menginap agak di luar kota dekat bandara Schiphol Amsterdam.
Di lobby hotel banyak tergantung lukisan, lobbynya luas dan kamarnya nyaman.

lobby hotel di Amsterdam


Hari ini hari ke 8, kita akan sightseeing di Belanda.
Belanda negara yang menjajah Indonesia selama 350 tahun, bukan negara yang besar, luasnya kira-kira seluas Jawa Tengah atau pulau Bali.
Negaranya amat datar, tidak ada pegunungan atau bukit, apalagi gunung.
Dimana-mana kelihatan sepeda hilir mudik dijalur yang dikhususkan untuk sepeda.
Pada kenyataannya , seperempat (1/4) negara Belanda berada di bawah permukaan laut, dengan kedalaman bervariasi, ada dari -7 meter sampai - 2 meter, mereka mengandalkan dam atau bendungan untuk melindungi darat dari luapan air laut.
kincir angin

Pagi ini cuaca cerah, kita menuju ke Volendam yang terletak di tepi teluk.
Tour leader mengingatkan untuk selalu membawa payung, karena cuaca mudah berubah, dari cerah berubah secara tiba-tiba menjadi hujan.
Benar sekali, dalam perjalanan tiba-tiba hujan turun.
Untunglah , tiba di Volendam cuaca kembali cerah.
Volendam adalah daerah para nelayan.
Ikannya terkenal enak dan fresh.
Saat masih di bus, tour leader mengatakan saat di Volendam wajib hukumnya makan ikan.
Ikannya enak dan segar !  Rugi apabila  ke Volendam tetapi belum makan ikan di Volendam.
Ntar nyesel lho...jauh-jauh ke Volendam nggak mencicipi ikan khas Volendam.

Turun dari bus,  peserta tour langsung menyebar , ada yang  berjalan-jalan di seputar pantai dan sebagian masuk ke rumah tradisional nelayan.

Kemudian kita  diajak foto-foto dengan baju khas nelayan Volendam di sebuah studio foto , foto -foto yang dipajang sebagaian besar orang-orang Indonesia dengan pakaian khas nelayan Belanda.
 
Memakai baju berlapis-lapis , badan yang sudah " ndut" semakin tampak besar dan berisi.
Setelah Aldo  memakai baju khas nelayan Volendam kita semua tertawa .
Aldo  ga mirip nelayan Volendam, tapi malahan mirip pangeran dari dinasti Ming...ha..ha..ha..
Selesai foto, kita cari resto untuk mencicipi  ikan khas Volendam.
foto baju khas nelayan Volendam

Memang benar, ikannya uenak..top markotop..segar , gurih  dan mantap tenan .
Disajikan  dengan kentang goreng atau nasi putih, dan salad.
Seusai makan, kita mengambil hasil foto di studio foto tempat tadi kita berfoto. Sepanjang jalan ada banyak toko souvenir khas Belanda.
Kita keluar masuk ke toko souvenir, jika ada yg menarik kita beli.
Harga souvenir di Volendam lebih murah dibanding di tempat lain.
keju
pabrik klompen

Kemudian tiba saatnya kita melanjutkan perjalanan ke tempat pembuatan keju dan sandal khas Belanda atau biasa kita sebut klompen.
Di pabrik keju ada berbagai macam warna dan jenis keju itu rasanya pun beraneka ragam.
Sayang sekali, aku bukan penggemar keju.
Klompen terbuat dari kayu .....lucu -lucu dan cantik-cantik warna klompennya.
Kita diajarin untuk mengoperasikan mesin untuk membuat klompen.
Kelihatannya mudah dan simple, tapi begitu praktek tak semudah kelihatannya..
Hasilnya amburadul jika kita gak pas meletakkan kayu dan memberi tekanan yang pas di mesin pengungkit.
Iya..sudahlah.. aku tidak lulus jadi karyawan pembuat klompen ha..ha..ha..

Di luar bangunan pabrik klompen, ada banyak kincir angin.
Udara segar, angin berhembus semilir, sepoi basa.
Hari sudah menjelang sore, saatnya kita melanjutkan perjalanan menyusuri kanal kota Amsterdam.
Segera kita menuju bus, untuk ke Amsterdam naik perahu menyusuri kanal.
Kanal mirip sungai Kalimas di Surabaya, tetapi kadang kanal menjadi lebar mungkin hampir 3 kali sungai Kalimas lebarnya.
tepi kanal Amsterdam

Di pinggir banyak berdiri bangunan-bangunan kuno, kadang ada perahu yang ditambatkan.
Menurut cerita, jaman dahulu orang-orang yang tidak mampu beli rumah hunian tinggal di perahu ( kapal kecil), tetapi makin lama orang yang tinggal di rumah perahu semakin banyak. Sekarang pemerintah membuat flat untuk orang kurang mampu, dan menetapkan pajak yang tinggi untuk rumah perahu.
Akhirnya tren berubah, hanya orang yang kaya yang bisa punya rumah perahu.
Kita mampir sebentar di pabrik berlian dipinggir kanal.
Dari pabrik berlian , kita naik perahu ( kapal kecil) kembali menyusuri kanal untuk menuju ke bus yang sudah menunggu kita untuk ke hotel.
Kita kembali ke hotel, besok kita akan ke Brussel , ibu kota Belgia.

klompen



Tidak ada komentar:

Posting Komentar