Jumat, 28 Agustus 2015

MENIKMATI SENSASI CAPILANO SUSPENSION BRIDGE

Capilano Suspension Bridge
Vancouver kota yang kaya dengan obyek wisata, ada danau, gunung , pantai dan kebun bunga yang indah.
Telah lebih dari seminggu kita di Canada, tetapi rasanya tempat-tempat wisata yang kita kunjungi tak ada habisnya.
Malam hari sepulang dari Stanley Park, MK bertanya, " Besok kalian siap gak jadi Tarzan ? Kalau kalian mau, besok kita ke hutan di Vancouver . ".
" Jadi Tarzan ? Maksudnya bergantungan di pohon dengan tali, gitu", aku bertanya dengan ekspresi wajah bingung.
Ha..ha..ha... jadi Tarzan kota, kata MK sambil memberikan brosur wisata " Capilano Suspension Bridge" kita akan singgah dari pohon ke pohon, tidak pakai tali tapi naik jembatan.
Setelah aku baca brosur, aku katakan, " Okay besok ke Capilano, siapa takut !! ".

Keesokan harinya, pagi hari sebelum ke Capilano kita mampir ke resto Vietnam.
Setelah breakfast di resto, kita membawa bekal burger ala Vietnam dan jajanan yang dibuat dari kacang hijau kupas kulit.
Selama di Canada, makanan Vietnam telah menjadi makanan favoritku, pas dengan lidah ndesoku.
Tempat Pengolahan Air Bersih Capilano

Sebelum ke Jembatan Capilano kita pergi ke taman dan tempat pengolahan air bersih dari Sungai Capilano.
Dimana-mana terlihat rumput hijau terhampar, diselingi dengan bunga-bunga bermekaran.
Di antara pohon-pohon yang tumbuh tinggi menjulang, kelihatan tebing sungai Capilano yang curam, air mengalir seperti air terjun,
karena dasar sungai tidak rata dan berbatu-batu.
Setelah lelah berjalan, aku menuju taman, di sana ada banyak bangku di bawah pohon rindang diantara bunga yang tumbuh bermekaran.
Aku buka bekal, makan burger ala Vietnam...wao sedap...enaknya..terasa banget hidup ini indah.
Setelah puas kita melanjutkan perjalanan ke Capilano Suspension Bridge...ayo..go..go..go...siap jadi Tarzan ? Auo..Auo..
Di atas Jembatan Capilano

MK memarkir mobil, memasukkan uang ke mesin parkir sesuai dengan tarif pakir dikalikan perkiraan waktu kita akan parkir.
Ha..ha..ha.. mau parkir aja mesti  mikir, planning waktu kira-kira berapa lama kita parkir.

Di loket masuk hutan Capilano sudah banyak orang antri, saat ini ada promo bagi penduduk Canada ( warga negara maupun PR) jika membeli tiket mendapat voucher free untuk masuk ke Capilano selama setahun kedepan.
Tiket sudah ditangan, masuk yuk... ke hutan Capilano.
Selain jembatan gantung, di sana ada pojok-pojok budaya Indian, suku asli Canada, ada restoran dan kantor pos bernuansa Indian.
Dari jauh aku melihat jembatan yang membentang di atas sungai Capilano..wao panjang benar jembatan gantungnya... 137 meter dengan ketinggian 70 meter.
Saat pertama kali menapakkan kaki  ke jembatan dan melihat ke bawah..sensasinya wao... apalagi ada rombongan ABG yang sengaja berlari agar cepat nyampai..bunyi derap langkah kakinya menggetarkan kayu jembatan.
Jembatan bergoyang...ditambah angin bertiup...wao serasa jadi Tarzan beneran... setelah kita nyampai diseberang disambut oleh sebuah pohon besar.
Dari Pohon ke Pohon

Jembatan ini dibuat tahun 1889 oleh insinyur sipil Skotlandia bernama George Grant Mackay, sebagai jalan menuju kawasan yang hutan indah .
Tali pada jembatan ini,  telah diganti dengan kabel baja yang kuat sehingga aman untuk menahan bobot hingga 1.300 orang.
Wisatawan bisa menikmati sensasi ketinggian dan hijaunya pemandangan yang menghampar luas.
Melalui jembatan ini, kita juga dapat menyeberangi dua area hutan, yang terbelah oleh sungai Capilano sambil melihat pucuk pohon yang mustahil terlihat dari bawah.
Ada juga jembatan gantung yang menjulur dari tebing granit yang membawa kita menembus vegetasi hutan hujan, dengan pemandangan ngarai eksotis.
Panel-panel kaca dipasang di lantai jembatan, sehingga memberi pemandangan indah sekaligus menantang adrenalin.
Pucuk Pucuk Pohon

Setelah melintasi jembatan utama yang membentang di atas sungai Capilano, ada jembatan-jembatan yang menghubungkan antara pohon ke pohon.
Setiap pohon ada papan berisi tulisan  nama pohon, usia pohon, dan asal pohon. Ada pohon besar yang usianya 1300 tahun menjulang tinggi setinggi 300 meter.
Kita  berjalan dari pohon ke pohon melalui jembatan dan naik turun tangga.
Kadang di sudut jembatan ada ruang agak lebar tempat istirahat sekaligus gardu pandang, untuk menikmati keindahan alam sekitar.

Di Taman Capilano


Jika kita lelah, ambil nafas panjang-panjang..kemudian pandanglah hijau pohon disekeliling, dengarkan suara gemericik air sungai, pandang sungai dengan air bening berkelok-kelok, segera rasa lelah menghilang, berganti dengan kesegaran alam.
Kadang-kadang kita temui pondok-pondok kecil dengan tenaga medis yang siap menolong apabila tiba-tiba ada yang sakit.

Tuh Di atas Ada Jembatan
Yang membuat aku kagum ada beberapa orang lanjut usia dengan semangat melintasi jembatan, dan naik turun tangga.
Wao...kali ini selain wisata, olahraga naik dan turun tangga...lumayan bisa membakar kalori.
Akhirnya seluruh area yang ada di peta sudah kita jelajahi, kita telah sampai diujung perjalanan.
Pojok Indian

Diujung perjalanan kita disambut dengan taman bernuansa Indian.
Berjajar patung totem, kincir air khas Indian dan restoran.
Ada juga meja dan kursi diantara taman, kita duduk beristirahat, makan dan minum bekal yang kita bawa.
Setelah puas istirahat, kita bertiga menuju parkiran mobil dan melanjutkan perjalanan menuju gereja untuk menghadiri perayaan misa.
Dari gereja kita lanjutkan dengan kuliner dan jalan-jalan menikmati keindahan Vancouver diwaktu malam.




Selasa, 25 Agustus 2015

BERKELANA KE PETRA YORDANIA

Visitor Center Petra
Saat aku membaca jadwal tempat yang dikunjungi di tour ziarah wisata ke Holyland aku melihat ada Petra Yordania.
Yang terbayang dalam pikiranku saat itu adalah sebuah kota kuno di film "Indiana Jones and Last Crusade".
Ternyata benar  ada Petra  di film Indiana Jones and The Last Crusade dan Transformers : Revenge of the Fallen.
Selain itu Petra juga masuk di buku ke-19 The Adventures of Titin.
Wah...aku jadi tambah semangat nih, selain ziarah, ada wisata ke laut mati dan ke Petra.

Semula ada 2 pilihan tour : ke Holyland  atau Holyland dan Europe.
Ternyata peserta ke tour Holyland hanya 3 orang.
Kita bertiga di "rayu" oleh biro perjalanan agar sekalian saja ikut paket Holyland dan Europe.
Perjalanan tour Holyland dan Europe 21 hari , sedangkan tour Holyland 11 hari . Saat itu  jatah cutiku sudah habis, hanya cukup untuk tujuan Holyland saja.
Karena di brosur ditulis pasti berangkat, jadi walaupun pesertanya hanya 3 orang tetap berangkat digabung dengan rombongan tour Holyland dan Europe.
Dengan pertimbangan rute dan jadwal penerbangan , Petra akan menjadi tempat terakhir yang dikunjungi, sebelum rombongan pulang ke Indonesia melalui bandara Amman, ibukota Yordania.
Jadi ke Petra kita bertiga berangkat  sendiri, tidak bersama rombongan tour Holyland dan Europe.
Sebelum berangkat travel tour memberitahu apakah tidak masalah apabila saat ke Petra, kita bertiga saja. Kalian berani ?. Saya jawab dengan mantap, " Berani, kan ada tour leader atau guide di sana !"
Petra

Malam hari sebelum berangkat Petra, kita diberi coret-coretan peta oleh tour leader, beserta catatan nama sopir dan local guide Petra.

Pagi hari setelah breakfast, kita bertiga berangkat ke Petra sedangkan peserta tour yang lain melanjutkan perjalanan ke Roma. Peserta tour yang akan berangkat ke Roma, memandang kita bertiga dengan pandangan heran, kalian tiga cewek ke Petra Yordania sendiri, berani ?.Melewati padang pasir di kawasan Timur Tengah? Saya jawab dengan mantap, " Kami tidak sendiri, ada sopir dan di sana ada local guide dan Tuhan menyertai kami ".
Mantap ! Komentar Om Lo salah satu peserta tour paling senior, sambil mengacungkan ibu jarinya .

Mari kita menjadi trio Indiana Jones.... siap berpetualang ! Setelah mendengar komentar Om Lo, terbesit sedikit rasa takut, tapi rasa ingin tau mengalahkan rasa takut. Ngeri-ngeri sedap gitu !!
The Siq


Dari kota Amman menuju Petra kira-kira 4 - 5 jam perjalanan sepanjang kira-kira 270 km.
Jalanan aspal mulus dan lebar, di kiri dan kanan jalan hanya ada pegunungan batu dan padang gurun, hanya sekali-kali ada rumah penduduk.
Sepanjang perjalanan hampir tanpa hambatan hanya ada sekali-kali mobil yang lewat, di kiri dan kanan jalan kadang kita melihat unta.
Menurut sopir yang harus diwaspadai jika ada unta yang tiba-tiba menyebrang jalan karena sang unta tidak bisa membaca tanda-tanda lalu lintas.
Jika kita bosan kita bisa tidur dulu, kata pak sopir, karena pemandangan sepanjang jalan agak membosankan, nanti setiba di Petra dia akan bangunkan.
Akhirnya kita tiba di Petra, kita bertemu dengan local guide bernama Musa di sebuah rumah makan.
Musa membelikan tiket masuk Petra dan sewa kereta kuda untuk kita berempat.
Kereta kuda hanya bisa diisi 2 penumpang.
Jadi kita memakai 2 kereta kuda (delman).
C.T. dengan Musa, dan C.I. dengan aku.
Debu-debu beterbangan sepanjang jalan, di kiri dan kanan sisa-sisa bangunan kuno berwarna pink.

Petra ditetapkan sebagai situs warisan dunia UNESCO sejak tahun 1985 dan menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia tahun 2007.
Dalam bahasa Yunani Petra berarti batu, dan orang Arab menyebutnya Al-Bitra.
Petra berada di desa bernama Wadi Musa ( Valley of Moses).
Petra dibangun pada abad ke-6 SM oleh suku Nabatean,  suku yang sangat mahir membangun sistem perairan di padang gurun yang tandus.
Di jaman itu mereka sudah bisa membangun sistem pengairan yang rumit dilengkapi sistem hidrolik untuk menyalurkan air bersih ke kota.
Sebuah sistem yang canggih pada jamannya, sehingga suku tersebut tidak pernah dilanda banjir saat musim hujan dan kekeringan saat musim kemarau.
Suku Nabatean berdagang dupa, rempah-rempah, dan gading yang berasal dari Arab bagian selatan dan India timur.
Petra menjadi  jalur strategis perdagangan yang menghubungkan Cina, India dengan kota-kota pelabuhan di pesisir Mediterania.

Al-Siq ( The Siq)

Delman yang kita tumpangi berhenti di Al-siq, kita harus berjalan kaki masuk ke Al-Siq.
Al-Siq, jalan sempit diapit oleh canyon indah.

C.T. turun dari delman dengan terus menerus me lap wajahnya dengan tissue yang dibasahi air.
Kemudian C.T bercerita sepanjang perjalanan kuda yang menarik delman C.T kentut dan buang air besar.
Kudanya sakit perut jadi mencret, kotorannya terpecik kemana-mana bersama debu pasir.
Oalah..kasian C.T.
Kami menawarkan tissue ke C.T sambil mengatakan menurut primbon mimpi kalau kita kena kotoran berarti mendapat rejeki.
Itu kalo mimpi..lha ini kejadian nyata...wah jijik aku kata CT, dimana toilet di sini ?
Di sini tidak ada toilet, nanti pulangnya kita mampir toilet kata Musa (local guide).
Untuk sementara diseka pakai tissue basah dulu.
Delman di Petra

Sementara kita lupakan dulu urusan kotoran kuda.
Kita berjalan menuju "The Treasury", bangunan yang paling terkenal di Petra.
Sepanjang perjalanan kita ditawarin naik unta, tetapi kita keukuh berjalan kaki, sambil jepret sana dan sini.
Aku berteriak "Foto di sana lho, pemandangannya bagus".
Tiba-tiba ada orang bule menyahut, betul.. disana bagus, kalian dari Indonesia ya ?
Petra dibandingkan dengan Borobudur mana yang lebih indah ?
Aku menjawab, keduanya indah masing-masing mempunyai keindahan tersendiri.
Kita senang banget ketemu orang asing yang bisa berbahasa Indonesia, ngobrol-ngobrol dengan mereka.
Kemudian kita tersadar telah meninggalkan local guide, gara gara ngobrol dg bule berbahasa Indonesia.
Kita pamit ke pasangan bule tsb untuk  kembali mendengarkan penjelasan local guide.

Musa mengatakan , sebenarnya The Siq  bukanlah ngarai, tetapi bebatuan setinggi 150 meter terbelah dua akibat gempa tektonik.
Coba perhatikan bebatuan berwarna putih kekuningan disana terdapat makam-makam kecil.
Arus air dari Wadi Musa dan angin yang melewati celah batu yang terbelah secara terus menerus membuat pinggiran batu menjadi halus dan tidak tajam-tajam.
Dibawah celah ini dibangun jalan yang diplester untuk menuju kota kuno.

Al-Khazneh (The Treasury)
The Treasury

The Treasury, Landmark kota Petra
Bangunan spektakuler berusia ribuan tahun tegak berdiri dengan gagahnya.
Bangunan yang dipahat langsung dari dinding batu berwarna pink bertingkat dua setinggi 40 meter dengan gaya arsitektur Yunani klasik.
Ada pilar-pilar besar berukir ornamen dan dipuncaknya ada elang sebagai simbol dewa.
Ada pintu kecil menuju ruangan sebesar 12 m2.
Siapa yang menyangka dan menyana jika bangunan yang berada di hadapan kami ini sebelumnya adalah makam.
Konon sempat menjadi tempat penyimpanan harta karun Fir'aun pada jaman Nabi Musa alaihissalaam.
Bangunan yang diukir di atas batu tersebut dinamakan Al-Khazneh dalam bahasa Inggris berarti The Treasury.
Tempat ini belum begitu ramai, mungkin karena masih pagi.
Ada beberapa joki unta, kuda dan keledai yang mencoba menawarkan jasa pada para turis.
Kita minta Musa mengatakan bahwa, kita akan jalan kaki supaya bebas berfoto, tidak sewa kuda, unta atau keledai.
Melihat The Treasury seolah kita menjadi trio Indiana Jones yang sedang berpetualang..

Amphitheatre

Disana terdapat theater, bangunan tanpa dinding dan atap dengan 45 baris bangku batu berundak-undak melingkari panggung dibagian bawahnya.
Konon ceritanya bangunan ini dapat menampung 4.000 orang sekaligus.
Arsitekturnya mirip arsitekur Romawi, tetapi ini dibangun jauh sebelum bangsa Romawi menjajah suku tsb, artinya suku ini kebudayaannya sudah maju jauh sebelum bangsa Romawi datang.
Dibagian bawah kemiringan bangku terdapat gua-gua yang diduga dahulu merupakan makam .

Kompleks kota kuno Petra sebenarnya sangat luas, ada lebih dari seribu makam, monumen, kolam ritual dan lain-lain.
Untuk kesana kita harus hiking ke High Place, The Monastery, Royal Tombs, Temple of Al Uzza, Temple of Dushares yang semuanya masih proses ekskavasi.
Negara Yordania meminjam uang dari World Bank demi untuk memperbaiki Petra.

Setelah berjalan-jalan dan berfoto kita kembali menuju ke delman yang akan membawa kita ke mobil untuk kembali ke Amman.
Besok pagi-pagi kita akan melanjutkan perjalanan ke Bangkok, kita menginap semalam di Bangkok kemudian kembali ke Indonesia.
Aku sudah kangen makan soto, rawon dan nasi capjay di Surabaya.










Kamis, 20 Agustus 2015

BALADA TAIWAN VISA ONLINE

 Rencana Berubah
Taipei 101 Di Malam Hari

Rencana semula sepulang dari Vancouver, mampir ke Hongkong dan Macau, jalan-jalan dan leyeh-leyeh disana.
Tiba-tiba kita harus melakukan perubahan rencana.
Harga tiket Cathay Pasific melambung luar biasa, menjadi satu setengah kali sampai dua kali lipat harga biasanya...luar biasa....membuat kita hampir membatalkan niat ke Canada.
Info dari agen tiket , di Hongkong dan sekitarnya sedang "peak season" .
Padahal masa "peak season" di Indo sudah berlalu, karena lebaran baru saja lewat.
Namun di belahan dunia sana, masa  "peak season"  baru dimulai menjelang perayaan festival kue bulan.
Harga tiket pesawat melambung mengikuti hukum " supply and demand ".
Semua itu diluar prediksi kita.

Harga tiket pesawat Cathay Pasific melebihi "budget" kita.
Kita harus mencari tiket maskapai penerbangan lain.
Singkat cerita, kita ganti tiket China Airlines dengan harga tiket yang masih mendingan dibanding Cathay Pasific, walaupun tetap aja mahal karena faktor "peak season".
Rencana singgah di Hongkong dan Macau batal !.
Ganti rute, pesawat China Airlines tidak transit di Hongkong.
Saat berangkat dari Surabaya ke Vancouver pesawat akan transit di Taipei selama 8 jam.
Segera kita susun rencana baru...
Selama transit,  kita rencana keluar dari bandara Taipei melihat-lihat kota Taipei, kemudian sepulang dari Vancouver kita "stay" di Taipei selama beberapa hari sebelum pulang ke Surabaya.
Artinya selain visa Canada, kita harus apply visa Taiwan juga.
No problem tetap semangat ! Ayo kita berjuang !

Visa Canada dan Visa Taiwan

Tidak semua biro perjalanan bersedia menerima pengurusan  visa Canada sebelum libur Lebaran, mereka hanya menerima pengurusan visa khusus peserta tour.

Semua biro perjalanan sibuk, jadi agak jual mahal....
Untunglah ada sebuah travel agen milik teman yang bersedia membantu kita apply visa Canada.
Visa Canada kita disetujui tepat sehari sebelum "time limit" tiket penerbangan harus "issued"
Visa Canada yang kita dapat : one (single) entries, untuk 6 bulan.
Kita "apply"  jenis visa Canada "single entries", dengan pertimbangan tujuan kita hanya Canada, tidak ada acara keluar dari Canada untuk kemudian kembali lagi ke Canada.

Siiip.....! Visa Canada sudah ditangan, saatnya apply visa Taiwan.
Info dari teman maupun travel agent , kita  tidak perlu apply visa ke kedutaan ( consulate ) Taiwan.
Bagi pemegang  visa Canada, untuk masuk ke Taiwan hanya perlu "entry permit " apply online via web Http://www.immigration.gov.tw.
Caranya mudah, isi data kita di web tsb, ikuti petunjuk pengisian yang ada. Isi data pribadi secara lengkap, nomor visa Canada, nomor paspor dll.
Kita akan mendapat " Authorization Certificate for Visit.......".
Nah...Authorization Certificate for Visit...berlaku sama dengan visa Taiwan.
Print dokumen tsb, tempel ke paspor.
Saat di imigrasi Taiwan tunjukkan paspor yang sudah ditempel dokumen tsb, kemudian kita bisa masuk ke Taiwan dan jalan-jalan di sana. Beres dah..
Lumayankan.....menghemat biaya apply visa Taiwan.

Saat Transit Ngabur ke Taipei 101 
Taipei 101

Pesawat mendarat di Taoyuan International Airport Taipei dan transit selama 8 jam sebelum melanjutkan penerbangan ke Vancouver.
Di pemeriksaan imigrasi Taiwan, aku dan Fin antri dibarisan "foreigner line" yang berbeda.
Sebelum keluar dari bandara Taiwan, kita bertanya ke petugas imigrasi, mengenai online visa Taiwan, apakah bisa dipergunakan lagi, jika saat ini kita keluar dari bandara, kemudian sepulang dari Vancouver kita masuk kembali ke Taiwan untuk tinggal beberapa hari di Taipei.

Jawaban dari  kedua petugas immigrasi idem ( sama ) : "Visa ini masih bisa untuk masuk ke Taiwan kembali selama belum expired." Petugas menunjuk ke dokumen "Authorization Certificate for Visit "   kolom Entry Type : Multiple, artinya bisa untuk masuk Taiwan beberapa kali sebelum tanggal expired.
Petugas imigrasi mengatakan : Silahkan jalan-jalan di Taipei, namun pastikan kalian kembali ke bandara dua   jam sebelum   jadwal penerbangan pesawat ke Vancouver, agar tidak tertinggal pesawat.

Lega rasanya, mendengar jawaban petugas imigrasi, artinya tidak ada masalah kita keluar dari bandara saat transit,  Taiwan visa online masih bisa digunakan lagi untuk masuk Taiwan sepulang dari Vancouver nanti.

Dengan semangat dan wajah ceria kita keluar dari bandara Taoyuan.
Saatnya jalan-jalan di Taipei, kita punya waktu 6 jam.
Okay..go..go..go..cari bagian informasi, ambil brosur jadwal bus ke Taipei 101.
Segera kita menuju tempat keberangkatan bus ,  tak lama bus datang tepat waktu sesuai jadwal.

Menunggu Bus di depan hotel Hyatt Taipei
Taipei adalah kota yang sangat nyaman untuk jalan-jalan dan berwisata, fasilitas kendaraan umumnya sangat memadai dan tepat waktu.
Waktu tempuh dan jadwal kendaraan umum yang tepat waktu, membuat kita berani jalan-jalan saat transit.
Taipei 101 di kejauhan dengan tinggi 508 meter sangat menonjol dibanding bangunan lain di sekelilingnya.
Cantik sekali di saat udara cerah, berwarna biru laut dengan pita-pita besar disekelilingnya, seperti kado besar di tengah kota Taipei.
Pembangunan Taipei 101 dimulai tahun 1997, dan diresmikan serta dibuka untuk publik di tahun 2004.
Bentuk bangunannya mengadopsi bambu, yang sarat dengan filosofi budaya Cina bahwa bambu melambangkan perkembangan (tumbuh ke atas), kuat meskipun tidak terlihat kuat.
Bangunan tsb mempunyai lantai 101.
Taiwan sering dilanda taifun dan gempa, membangun gedung pencakar langit di Taiwan membutuhkan keahlian di bidang construction engineering, dan Taiwan telah membuktikan hal itu.

Yuk..kita masuk ke dalam Taipei 101..
Level 1-4 digunakan untuk shopping mall, level 5-6 fitness center, level 7-84 perkantoran, level 85-86 restoran, level 88-89 observatory,
level 91 observatory deck, level 92-101 communication floors. Gosipnya di lantai 101 terdapat exclusive private club.
Untuk menuju observatory, pengunjung dikenakan biaya TWD 400 (+/- IDR 140.000),  lift tercepat kedua di dunia, dengan kecepatan 16.8 m/second , membawa pengunjung dari level 5 ke level 89 dalam waktu  37 detik.
Naik liftnya kita tunda dulu, nanti setelah dari Vancouver kita kembali lagi ke Taipei 101.

Waktu kita terbatas, untuk sementara cukup puas keliling shopping mall, dan makan di pujasera .
Wow...begitu cepat waktu berlalu, saatnya menuju ke halte bus di depan hotel Hyatt , di belakang Taipei 101 .
Ada beberapa hotel di sekitar Taipei 101  ada Hyatt, Sheraton dan lain-lain.
Di depan halte bus, ada beberapa orang menunggu bus ke bandara dengan membawa koper besar.
Ternyata walaupun mereka menginap di hotel sekelas Hyatt, ke bandara naik bus.
Bus bandara datang tepat waktu, kita tiba ke Bandara tepat waktu.
Puas rasanya..bisa ngabur jalan-jalan saat transit.
Kita melanjutkan penerbangan ke Vancouver. Dag..dag...dag Taipei sampai jumpa 15 hari lagi !

Perjuangan Masuk Taiwan.

Selama 15 hari kita menjelajahi Vancouver Canada dan sekitarnya.
Kini saatnya menjelajahi Taiwan selama 5D/4N.
Kita akan menginap di penginapan sebelah gereja Katolik Taipei.
Sebelum kita berangkat, seorang pastor dari Indonesia yang bertugas di Taipei merekomendasikan kita untuk menginap disana.
Lokasi penginapan strategis, dekat public transportation.
Menjelang sore kita tiba di bandara Vancouver.
Kali ini kita bertiga, aku dan Fin serta MK orang Indo yang bekerja di Canada  ikut jalan-jalan ke Taiwan sekalian pulang ke Indo.
Segera kita check in dan masukkan barang ke bagasi.
Koper-koper ditimbang, semuanya oke tidak ada yang overweight, karena sebelum berangkat kita telah timbang.
Tiba-tiba kami dipanggil oleh seorang petugas, koper Fin diminta agar dibuka karena berbunyi saat masuk X-ray.
Ternyata bunyi tsb timbul dari magnit souvenir tempelan kulkas..oalah.. gara- gara magnit tempelan kulkas, koper yang isinya telah tersusun rapi, dibongkar isinya satu persatu,
Sumber bunyi telah ditemukan, silahkan masukkan kembali barang anda ke dalam koper, nanti koper akan dimasukkan ke bagasi, kata petugas dengan enteng.

Kita bertiga duduk kembali di ruang tunggu, baru duduk sebentar, ada petugas China Airlines menghampiri, minta agar kita bertiga ke kantor (...lho...ada apalagi nih...)
Kata pertama yang keluar dari petugas adalah..Sorry....( waduh pasti ada yang gak beres nih ).
Lalu petugas tsb mengatakan :" MK bisa stay di Taiwan, karena dia memiliki PR ( Permanen Resident) Canada.
Dokumen entry permit Taiwan link dengan PR Canada atau Visa Canada.
Kalian berdua tidak bisa stay di Taiwan karena Visa Canada jenis single entry, artinya setelah meninggalkan Canada otomatis visa Canada sudah tidak berlaku walaupun masa berlakunya belum expired.
Karena entry permit Taiwan link dengan visa Canada, maka otomatis entry permit (online visa) Taiwan gugur, tidak dapat digunakan untuk masuk ke Taiwan ".
Aku dan Fin kompak mengatakan :" Menurut petugas imigrasi Taiwan bisa dipakai, kami sudah konfirmasi sebelum berangkat ke Vancouver."
Sambil membawa peraturan Work Instruction China Airlines, petugas katakan " Sorry kami harus menjalankan prosedur kami. Karena entry permit Taiwan kalian sudah hangus, kami harus memberikan broading pass Vancouver - Taipei, Taipei - Surabaya.
Kalian tidak bisa masuk Taiwan, hanya bisa transit di bandara.
Sedangkan MK tergantung opsi dia, tetap "stay" di Taipei sesuai jadwal tiket, atau langsung ke Surabaya. Silahkan kalian bertiga berunding"

Kita tidak beranjak pergi dari kantor, masih banyak protes yang ingin kita sampaikan.
Waduh..kalo sudah panik begini, mendadak semua vocab bahasa Inggrisku terbang melayang entah kemana..
Mau protes ke petugas ga tau aku harus omong apa, Fin juga sama.
Akhirnya MK yang jadi penerjemah kita.
Aku & Fin katakan :" Apa solusinya agar kita bisa "stay" di Taiwan, kita telah susun rencana perjalanan di Taiwan ."
Sekali lagi petugas China Airlines mengatakan : "Sorry, tidak ada jalan lain selain kembali ke Indo, karena kalian WN Indo maka visa harus dibuat di Indonesia, kalian bisa pergi ke Taiwan setelah mendapatkan visa Taiwan."

Aku dan Fin, spontan protes..."Enak aja ngomongnya ".
Yang ini disensor, tidak diterjemahkan oleh MK.
Bonekku kumat, aku minta tolong MK bilang ke petugas China Airlines:" Tolong buatkan boarding pas sesuai jadwal kita di tiket, segala resiko masalah immigrasi Taiwan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pribadi kita".

Sekali lagi petugas bilang :" Sorry..kami harus cek legalitas visa penumpang, kami tidak boleh asal membuat boarding pass sesuai tiket, kami akan didenda USD 50.000 karena lalai."

Komunikasi "deadlock", saklek tidak ada toleransi blas, kataku.
Tenang..tenang..MK berusaha menenangkan kami, petugas tsb hanya menjalankan aturan, mereka tidak salah.

MK akhirnya memutuskan untuk mengambil boarding pass sama dengan aku dan Fin  transit Taipei kemudian ke Surabaya.
Wajah Fin terlihat kecewa, setelah komunikasi dengan petugas China Airlines di Vancouver "deadlock".
Daripada Stress Foto Di Bandara Vancouver

Bersama-sama kita  menuju ke kursi di ruang tunggu.
Fin sibuk menghubungi Pastor Indo di Taiwan, tetapi kelihatannya mereka tidak bisa membantu, tidak pernah mengalami hal ini.
Kita sibuk berdiskusi tentang kemungkinan2 yang dapat kita lakukan.
         1. Kita menghubungi kedutaan Indonesia di Taiwan.
         2. Kita coba antri masuk Taiwan di immigrasi.                            Kita coba alternatif ke dua, jika kita berhasil melewati pemeriksaan immigrasi Taiwan, kita minta ke China Airlines  Taipei untuk mengganti boarding pass kita.

Jika tidak berhasil melewati pemeriksaan imigrasi Taiwan, resiko terburuk dideportasi.
Tidak apa-apa aku siap dideportasi.

Lalu aku katakan ke MK, kalo kita tidak lolos masuk Taiwan, sebaiknya kamu tetap ke Taiwan, buat foto yang banyak untuk aku dan Fin.
MK katakan , kita berangkat saja bersama-sama. Kalo kalian tidak bisa masuk Taiwan kali ini, kapan-kapan kita bisa pergi lagi.  

Kita mesti berjuang, cari cara supaya bisa masuk Taiwan !
MK rada khawatir melihat aku dan Fin nekad.
Kalo memang secara peraturan tidak bisa, tidak usah dipaksakan, kata MK.
MK sudah lama tinggal di Amerika dan Canada, di sana peraturan untuk dijalankan bukan untuk diperdebatkan.
Sedangkan Fin dan aku biasa di Indo, biasa menghadapi peraturan yang tidak jelas. Di Indo kita sudah biasa memperdebatkan peraturan yang tidak jelas.

Akhirnya kita terbang dari Vancouver menuju ke Taipei.
Di dalam pesawat kita sibuk dengan pikiran masing-masing.
Aku bertekad akan masuk ke imigrasi Taiwan, whatever will be ..will be..... Aku lelah dan aku tertidur...

Sampai di bandara Taiwan, Fin dan aku nekad antri imigrasi di jalur masuk Taiwan
Kita berada di baris antrian yang berbeda.
Ternyata...lolos..!!.Tidak ada pertanyaan satupun dari imigrasi Taiwan, langsung di dok ..dok ...stempel !
MK berada di antrian lain, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, secara legal MK memang boleh masuk Taiwan.
Kita sepakat ke counter China Airlines minta ganti boarding pass dan minta bagasi kita diturunkan. Kepada petugas China Airlines, kita menceritakan apa yang kita alami dengan jujur.
Petugas China Airlines di bandara Taipei amat sangat "helpful", mengatakan tidak perlu khawatir, bagasi kalian akan kami urus, tunggu saja disini, boarding pass kalian akan kami ganti, sehingga kalian bisa "stay" di Taiwan. Welcome to Taiwan, have a nice holidays !!
Semuanya berjalan dengan lancar, petugas membantu kami dengan cekatan.
Kami mendorong bagasi keluar bandara Taoyuan dengan riang dan wajah berseri-seri, wajah penuh rasa syukur...


Kisah  balada Taiwan Visa Online berakhir "happy ending"
Thanks God !

Ini menjadi salah satu pengalaman yang berkesan dalam perjalanan ke Taiwan.
Selalu ada kesan dalam setiap perjalanan.
Apakah ada yang mempunyai pengalaman serupa dengan kami ?




Senin, 10 Agustus 2015

BUTCHART GARDEN TAMAN FIRDAUS DI CANADA

Buchart Garden
Belasan tahun yang lalu aku mendapat kiriman gambar Butchart Garden melalui e-mail dari seorang teman.
Aku simpan gambar kebun bunga itu di screen saver.
Saat merencanakan perjalanan ke Canada, aku minta tolong MK temanku yang tinggal di Vancouver untuk membuat "draft itinerary" dan disitu ada Butchart Garden... Wao Butchart Garden...kebun bunga yang belasan tahun yang lalu pernah menjadi screen saver komputerku.

Lokasi Butchart Garden tidak jauh dari Vancouver, namun kita harus menyeberang.
Saat "peak season"  ada resiko kehabisan tiket kapal  penyebrangan ke Victoria.
Supaya tidak perlu khawatir kehabisan tiket penyebrangan, kita ikut "one day tour " yang bekerja sama dengan kapal penyebrangan.
Kali ini aku berangkat berempat bersama Fin, MN, MK ( MN & MK orang Indo yang bekerja di Canada ) .
Seperti biasa tour yang paling ekonomis adalah tour dengan bahasa pengantar bahasa Mandarin.
No problem, ketiga temanku bisa bahasa Mandarin.

Kendala Bahasa

Peserta tour mayoritas adalah orang Asia yang tinggal di Canada.
Sepasang kakek dan nenek dari sebuah wilayah pedesaan RRC ikut serta dalam rombongan tour.
Mereka tidak bisa berbahasa Mandarin.
Mereka hanya bisa berbicara dalam bahasa daerahnya di China.
Saat tour leader berbicara dengan mereka, selalu dijawab dengan senyum.
Wajah tour leader nampak stress setelah mengetahui tak satupun peserta tour mengenal sang kakek dan nenek.
Kemudian tour leader minta kakek dan nenek tsb berbicara, dan bertanya apakah diantara peserta tour ada yang mengerti ?
Untunglah MN mengerti, karena itu bahasa daerah yang sering digunakan kakeknya.
Akhirnya tour leader minta bantuan  MN untuk jadi penerjemah antara tour leader & sang kakek nenek.
Teman-temanku tertawa ngakak...mereka bilang Sinta ada temannya, ada yang tidak bisa bahasa Mandarin.
Ha..ha..ha...nekad juga kakek dan nenek tersebut, ikut tour sendiri.
Kepada  MN sang kakek dan nenek mengatakan , mereka sedang berkunjung ke Canada ingin ke kebun bunga, anaknya tidak bisa menemani karena sedang bekerja.

Dari down town Vancouver menuju terminal ferry di Tsawwassen butuh waktu kira-kira 30 menit.
Waktu penyebrangan kira-kira 1,5 jam.
Tour leader menitipkan sang kakek dan nenek ke MN, saat tour leader harus mengurus tiket dll.
Repotnya sang kakek dan nenek hobby berkelana, tahu-tahu menghilang.....
Beberapa kali ditegur tour leader maupun MN, agar selalu memberitahu jika akan pergi.
Tetapi tetap saja sang kakek dan nenek selalu menghilang dengan tiba-tiba.
Jika ditegur akan tersenyum manis seakan tak berdosa.
Aku tertawa ngakak melihat adegan tersebut.

Downtown Victoria
Downtown Victoria
Sebelum kita ke Butchart  Garden mampir ke daerah downtown Victoria .
Ada sebuah hotel tua yang dibuka th 1908 The Fairmont Empress Hotel.
Hotel ini dahulu tempat menginap  keluarga kerajaan Inggris, termasuk Queen Elizabeth, bila mereka berkunjung ke Victoria.
Victoria merupakan daerah commonwealth kerajaan Inggris.
Di depan hotel ada kereta-kereta kuda yang dapat disewa untuk berkeliling.
Tetapi tarif sewanya mahal banget..  tarif sewanya  15 menit  $55! ...
Aku cukup puas berfoto di depan kereta kuda kerajaan.
The British Columbia Parlianment Building

Selain hotel ada The British Columbia Parliament Buildings , gedung parlemen yang dibangun tahun 1898.
Bangunan lama dengan arsitektur khas Eropa, tempat bersidang para anggota parlemen.
Banyak turis berfoto-foto di dalam dan di luar gedung.
Gedung ini memang dijadikan sebagai obyek wisata.

Tujuan utamaku tour  ke Butchart Garden, tak sabar rasanya ingin segera ke sana.
Sepanjang jalan teman-teman meledek aku, mereka bilang Sinta ke Canada gara-gara Butchart Garden, kalo tidak ada Butchart Garden,
mungkin Sinta tidak datang jauh-jauh ke Canada.
"Jangan terlalu membayangkan Butchart Garden indah sekali, nanti kamu bisa kecewa kalo tidak seindah gambarnya", kata MK

Butchart Gardens.
Butchart Garden
Ternyata Butchart Gardens tidak mengecewakanku... indah seindah gambar yang aku pasang di screen saver.
Butchart Gardens berada Brentwood Bay, British Columbia, Canada dekat pulau Victoria dan Vancouver.
Di internet sering disebut sebagai kebun bunga terindah di dunia.
Nama Butchart diambil dari nama pendirinya Robert Pim Butchart dan istrinya Jennie Butchart.
Kebun bunga seluas 22 hektar , dibangun secara bertahap tahun 1904 di lokasi tempat menambang batu kapur.
Butchart Garden

Masuk ke Butchart Garden, masing-masing pengunjung diberi peta sekaligus katalog tanaman yang ada .
Ada berbagai jenis tanaman dari seluruh dunia, tidak hanya tanaman yang berasal dari Canada.
Awalnya kita disambut dengan jalan setapak di kiri dan kanan jalan tumbuh pohon-pohon rindang, ada tangga-tangga kecil sepanjang jalan. Selain jalur tsb disediakan juga jalur khusus bagi orang yang memakai kursi roda.
Setelah melewati jalan yang teduh bak hutan kecil, kita disambut dengan taman bunga dengan berbagai tema.

Taman Taman Dengan Berbagai Tema

Sunken Garden.

Merupakan taman selamat datang di The Butchart Gardens.
Taman dengan berbagai jenis bunga dan tanaman keras.
Rumput hijau tumbuh subur dan dihiasi berbagai bunga yang sedang bermekaran.


Concert Lawn Walk.

Keluar dari  Sunken Garden, kita tiba di Concert Lawn Walk.
Taman dengan Children’s Pavilion dan Rose Carousel yang dirancang untuk segala usia,  anak-anak beserta orangtua bergembira menikmati pemainan ini.
Ada dua buah tiang totem yang diukir oleh seniman Tsartlip dan Tsawout First Nations.

Rose Garden
Terletak di sebelah Concert lawn Walk. Berbagai jenis mawar tumbuh di sana floribundas, ramblers, climbers dan Hybrid Tea Roses.
Setiap jenis bunga diberikan label yang berisikan nama, tahun dan asal.
Dengan begitu, selain berwisata, pengunjung dapat juga belajar lebih jauh mengenai bunga mawar
Saat kita  berjalan menyusuri Rose Garden ada sebuah air mancur yang terkenal dengan nama “wishing well”.

Japanese Garden
Japanese Garden
Taman ini dirancang oleh Jennie Butchart beserta asistennya bernama Isaburo Kishida, seorang pakar landscape asal Jepang pada tahun 1906.
Memasuki taman ini seolah kita dibawa ke negeri sakura, ada gapura di pintu masuk taman dan kolam.
Di atas kolam ada sebuah jembatan.
Saat musim panas kita dapat naik kapal Tod Inlet dari dermaga dekat Japanese Garden.

Italia Garden
Italia Garden
Sebuah taman hasil rancangan dari arsitek terkemuka Kanada bernama Samuel MacLure.
Taman ini semula adalah lapangan tenis Butchart yang memiliki sebuah patung perunggu Mercury dan kolam yang indah.
Pada bagian luar kolam terdapat dua buah gerbang melengkung yang berwarna putih.

Mediterranean Garden.
Taman ini terletak setelah Italia Garden, ada sebuah terowongan pendek yang harus dilewati setiap pengunjung untuk sampai ke Mediterranean Garden.
Berbagai jenis tumbuhan dari seluruh dunia hidup dengan subur di taman ini.
Suasana taman asri dan rindang,  ada beberapa jenis tumbuhan keras yang berukuran besar mengelilingi taman.
Air Mancur Di Butchart Garden

Berada di Butchart Garden serasa berada di taman Firdaus, sebuah taman bunga yang membuat kita betah di sana.
Bunga berwarna - warni, rumput hijau yang membawa aroma segar dan pohon-pohon yang meneduhkan jiwa dan raga.
Di tengah kebun ada air mancur yang menyejukkan suasana .

Aku bersyukur, diberi kesempatan berkunjung ke Butchart Garden, sebuah taman yang belasan tahun yang lalu ada di screen saver komputerku.


Butchart Garden


Rabu, 05 Agustus 2015

NAIK KAPAL BUAH DAN SAYUR KE GILI MENO LOMBOK

Gili Meno
Pulau Lombok selain keindahan pantainya , terkenal akan keindahan pulau-pulau kecil  ( gili ) di sekeliling Lombok.
Ada tiga besar gili di Lombok, Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno.
Ketiga pulau ini terletak di barat laut pulau Lombok.
Gili Trawangan dikenal sebagai surganya pesta bagi wisatawan lokal maupun mancanegara, 
sedangkan Gili Meno menawarkan suasana tenang dan damai serta keindahan bawah laut yang begitu jernih.

Hari ini kita akan menuju ke Gili Meno, setelah kita "breakfast" di hotel, kita segera menuju ke mobil sewaan yang telah menunggu kita di parkiran hotel.
Dari kota Mataram jalan menuju ke arah Gili Meno melewati pantai-pantai yang indah, rasanya tak rela untuk tidak berhenti dan turun untuk berfoto, apalagi banyak mobil dan sepeda motor berhenti dan penumpangnya sibuk selfie.
Ikutan yuk...foto sebentar. Kita berfoto dengan "background" pantai Senggigi yang indah.
Kemudian kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan.
Ditengah perjalanan kita melewati pantai yang cantik.
Serempak kita komentar : " Wow pantai apa itu ..indah sekali ".
Pantai Malimbu jawab pak sopir, apakah mau turun sebentar?.
Kompak kita menjawab, " Iya turun sebentar pak , itu di sisi kiri ada tempat pakir mobil".
Dengan  penuh semangat  segera kita cari posisi yang pas untuk foto,  cari sudut pandang yang pas agar wajah yang difoto tidak terlihat gelap.
Di parkiran banyak pedagang mutiara menawarkan dagangannya, mampir bentar, pilih, tawar dan bungkus mutiaranya.
Ayo..ayo..kita berangkat, nanti ketinggalan kapal ke Gili Meno.
Pantai Malimbu

Mobil melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Bangsal, pelabuhan tempat menyeberang ke Gili Meno.
Di pelabuhan Bangsal mobil harus di parkir di tempat parkir yang disediakan,agak jauh dari tempat keberangkatan kapal.
Ada jasa cidomo menuju tempat keberangkatan kapal dengan tarif Rp. 30.000,- per cidomo.
Sementara Jadi Tukang  Sayur dan Buah

Jadwal keberangkatan kapal ke Gili Meno amat jarang, tidak sesering kapal ke Gili Trawangan atau Gili Air.
Kapal penumpang ke Gili Meno sudah berangkat,  alternatif yang ada sewa speed boat pribadi atau sewa kapal pribadi.
Tiba-tiba ada orang  bertanya :  "Mau ke Gili Meno ? Saya mau kirim sayur dan buah ke Gili Meno , Ikut kami saja, kapal segera berangkat, per orang Rp 50.000,- dari pada kalian  sewa kapal pribadi mahal lho..."
Karena kita khawatir kehabisan waktu, kita langsung setuju yang penting segera berangkat.
Akhirnya kita naik kapal diantara sayur dan buah, saat kapal akan berangkat ada rombongan bule akan ke Gili Meno.
Kesempatan ini tidak disia-siakan tukang kapal , rombongan bule diajak naik ke kapal sayur dan buah, entah ditarik bayaran berapa per orang rombongan bule tsb, aku tidak sempat bertanya.
Muatan kapal benar-benar full secara maksimal tiada lahan tersisa.

Perjalanan ke Gili Meno kira-kira 25 menit dari pelabuhan Bangsal.
Angin bertiup sepoi basa, kadang-kadang ada cipratan air laut, terlihat deretan pegunungan dari kejauhan, air lautnya terlihat bening.
Rombongan bule di ruang gerak yang terbatas menyempatkan diri berfoto, tak mau kalah kita  ikut jeprat - jepret berfoto.
Seorang bule menawarkan untuk membantu kita berfoto, jadilah  kita  berfoto di kapal diantara sayur dan buah.
Berebut Lahan Dengan Buah dan Sayur

Tiba di Gili Meno, kita mengelilingi Gili Meno naik Cidomo, harga sewa cidomo Rp. 200.000,-.
Menurut cerita kusir cidomo, ada badan pengelola cidomo, sebelum beroperasi ada tahap seleksi dan harus membayar biaya trayek.
Ketersediaan cidomo setiap periode dianalisa dan ditinjau kembali apakah sudah sesuai dengan kebutuhan Gili Meno.
Jalan-jalan yang dilalui cidomo kadang berpaving, tak jarang melalui jalan kecil berpasir dan berkelok, kita terguncang-guncang diatas cidomo.
Saat jalan amat berpasir dan menanjak, kita turun sebentar, kudanya kelelahan.
Sebenarnya cidomo hanya boleh diisi 2 orang, tetapi biasanya untuk wisatawan lokal boleh lebih, jadi kita berempat naik satu cidomo.
Tidak banyak wisatawan lokal di Gili Meno, wisatawan manca negara pun tidak sebanyak di Gili Trawangan.
Serasa berada di pulau milik pribadi, masih asri dan jauh dari hiruk pikuk.

Semua kebutuhan yang ada di Gili Meno dipasok dari pulau Lombok, termasuk buah dan sayuran yang tadi bareng kita.
Air bersih dan listrik juga dipasok dari pulau Lombok.
Listrik dialirkan melalui kabel bawah laut.
Beningnya Air Laut Gili Meno

Cidomo berhenti di taman burung alias Gili Meno Bird Park, kita tidak masuk hanya berfoto dihalamannya.
Perjalanan dilanjutkan ke danau, kemudian ke tempat penakaran penyu .
Konon kabarnya tempat penangkaran penyu dibuat atas kontribusi salah satu LSM Italia,
tetapi  tempat penangkaran ini terasa kurang diperhatikan dibandingkan yang ada di Gili Trawangan.
Jika kita mau , bisa snorkeling atau diving menjelajah ke pantai bagian barat pulau, airnya bening
ada  banyak spot menyelam yang indah seperti Meno Wall dan Turtle Point.
Jika beruntung, kita bisa melihat penyu-penyu yang tengah berenang di Turtle Point.
Di Bawah Pohon Bakau Gili Meno

Kali ini kita tidak snorkeling, kita duduk ditepi pantai diatas gelaran sarung pantai, sambil makan bekal yang kita bawa, memandang kapal-kapal di laut dan beningnya air laut.
Setelah puas berfoto, kita menuju gasebo dan pesan juice nanas tanpa gula.
Segernya..juice nanas...walaupun tanpa gula, rasanya manis dan segar.

Setelah puas berkelana di Gili Meno, kita pesan tiket kapal untuk kembali ke Pelabuhan Bangsal.
Di sana pak sopir dan mobil sewaan sudah menunggu.
Kita melanjutkan perjalanan ke Batu Bolong Senggigi.
Dari Batu Bolong, kita menikmati  sunset di sebuah resto sea food di tepi pantai sambil menunggu pesanan makan malam yang sedang dimasak.
Kita makan dengan nikmat, sambil diiringi musik alam, suara ombak yang sesekali berdebur memecahkan keheningan senja.
Sunset di Lombok

Senin, 03 Agustus 2015

MENYUSURI CANADIAN ROCKIES MOUNTAIN PART 1

View Sebagian Canadian Rockies
Dari balik kaca jendela bus, aku lihat deretan pegunungan berlapis-lapis, puncaknya berselimut salju, diantara lembah-lembah yang menyimpan beribu danau bening berkilau, deretan pohon cemara berjajar rapi sepanjang kiri dan kanan jalan aspal yang berkelok- kelok.
Pemandangan sepanjang perjalanan Canadian Rockies Mountain tidak pernah berhenti mempesona para wisatawan seantero pelosok dunia.

Pikiranku melayang ke perbincanganku bersama teman-teman, "Jika kamu ke Vancouver pergilah ke Canadian Rockies Mountain", kata salah seorang temanku.
Setelah survey biaya tour ke pegunungan Rocky, MK memberi kabar : Kabar buruknya, tour dengan bahasa pengantar bahasa Inggris, harganya mahal.
Kabar baiknya , kamu bisa menikmati keindahan alam dan suasana Canadian Rockies Mountain, tanpa perlu mengerti bahasa Mandarin.
Aku sempat kecewa setelah mendengar kabar tarif tour ke pegunungan Rocky, 4 hari 3 malam yang paling sesuai dengan kantongku, adalah tour yang ada di China Town dengan bahasa pengantar bahasa Mandarin, bahasa yang tidak aku mengerti.

Saat ini aku benar-benar menikmati keindahan pemandangan dan suasana Canadian Rockies Mountain tanpa membutuhkan penjelasan dengan bahasa yang aku mengerti, tidak ada kendala bahasa untuk bisa menikmati keindahan alam.

Pegunungan Rocky atau yang sering disebut Canadian Rockies membentang sepanjang 4800 kilometer dari utara ke selatan mulai dari negara bagian British Columbia Canada sampai negara bagian New Mexico, Amerika Serikat.
Bus berjalan di jalan raya menelusuri lembah, membelah hutan cemara.
Aku mendapat tempat duduk dideretan kursi depan, dibelakang sopir.
Kaca depan bus lebar, penumpang bus dapat dengan leluasa melihat pemandangan di depan.
Di atas ada layar televisi yang menayangkan pemandangan alam yang sedang kita lewati.
Sepanjang perjalanan aku menikmati pemandangan yang memanjakan mata.
Di depan nampak jalan aspal berkelok membelah hutan cemara, dikiri kanan jalan terlihat lereng pegunungan berselaput salju berwarna putih bersih bak kapas dengan latar belakang langit biru.
Sesekali perjalanan menyusuri tepian sungai yang mengalirkan air jenih, deras air membentur batu-batuan disekelilingnya, kadang melewati danau yang jenih berwarna hijau bergradasi.

Aku masih mengantuk akibat jetlag, tetapi pemandangan indah didepan memaksa aku untuk tetap terjaga.
Sesekali bus berhenti , untuk menikmati alam sekitar sekaligus untuk memenuhi panggilan alam ke toilet.
Begitu bus berhenti, tak bosan- bosannya kita jeprat - jepret pemandangan alam sekitarnya.
Entah mengapa aku selalu merasa bahwa hasil jepretan alam ku tak seindah aslinya.
Mungkin kameraku kurang canggih dan aku tidak pandai memotret.

Columbia Icefield (Athabasca Glacier).
Ice Field

Sehari sebelum ke Icefield , tour leader memberitahu bahwa besok kita harus memakai custom baju tebal tahan dingin.
Aku tahu dari penjelasan Fin & MN yang mengerti bahasa Mandarin, serta dari itinerary yang berbahasa Inggris.
Aku ke Canada bareng Fin, sedangkan MN orang Indo yang bekerja di Canada dan fasih berbahasa Mandarin.
Untunglah ada mereka, kalo tidak ada mereka, mendengar tour leader dan orang-orang berbicara, aku seolah berada di planet lain.
Tidak ada satupun yang aku tahu, dan tour leader saat ini tidak bisa bahasa Inggris, sehingga semua penjelasan full Mandarin.
Penjelasan tour leader yang aku tahu adalah, saatnya ke toilet, saatnya makan, dan saatnya berkumpul.
Selebihnya aku tidak tahu.
Kadang-kadang Fin & MN dengan sukarela menerjemahkan apa yang dikatakan tour leader atau peserta tour lain.

Kita akan makan siang di salah satu restoran di Icefield.
Saat keluar dari bus, angin berhembus...brrrr..brr..dingin banget.
Setelah memesan makanan, kita duduk di teras sambil makan.
Di teras resto kita bisa memandang puncak gunung berselimut salju, Athabasca Glacier.
Tupai-tupai kecil sedang berlarian di teras dikerumuni pengunjung resto.
Lucu..tupai kecil berbulu panjang berwarna kombinasi krem dan coklat melompat-lompat riang sambil makan kenari.
snow mobile

Setelah makan siang, kita menanti giliran naik shuttle bus menuju ke glacier.
Dari jauh nampak hamparan putih diantara dua puncak gunung, nanti kita akan ke sana berjalan-jalan di atas sungai es ( glacier).
Diantara hamparan putih, ada titik-titik hitam yang bergerak-gerak, ternyata orang-orang memakai jaket hitam sedang berjalan diatas glaceir.

Shuttle bus berjalan pelan-pelan mendaki, kemudian kita ganti snow mobile, mereka menyebutnya snocoach.
Bus tinggi besar dengan ban besar radial yang berdiameter hampir 2 meter.
Bus ini dirancang khusus untuk mendaki dengan sudut yang tajam diantara jalan licin glacier.
Bus mendaki dengan sudut-sudut yang tajam untuk mencapai lereng gunung dengan ketinggian 2200 m.
Akhirnya bus berhenti dan memberi waktu kita untuk berjalan-jalan di atas glacier..wow..fantastis..
Awas hati-hati licin, diantara glacier ada air-air mengalir membentuk selokan-selokan kecil.
Hati-hati jangan menginjak crevasse (retakan es), bisa terperosok dan dalamnya ratusan meter.
Wow..ngeri.com.

Saat menuju perjalanan pulang sopir snocoach berhenti di dekat salah satu creavasse di tepi jalan.
Terlihat ada celah sempit diantara es berwarna kebiruan yang sangat dalam, jika tidak hati-hati
bisa terperosok meluncur ke dalam lubang es yang dalamnya bisa ratusan meter, atau menggantung
diantara dinding-dinding es dingin dan beku...

Dari Icefield kita melanjutkan perjalanan ke Bow Lake dan ke Banff

Banff
sebuah bank di Banff

Kita naik gondola ( cable car ) untuk melihat keindahan kota Banff .
Banff merupakan kota tempat wisata, terletak di lembah diantara pegunungan.
Di Banff jika kita beli barang , ditambah pajak ( value added tax ) 5 % jauh lebih rendah dibanding Vancouver = 12 %.
Ada banyak gereja-gereja kecil, jalannya lebar tidak banyak kendaraan lewat, sehingga nyaman untuk jalan kaki.
Ada beberapa bank kecil, cafe-cafe, hotel dan toko-toko souvenir.
Di sisi-sisi trotoar ada banyak bangku, disediakan untuk istirahat bagi pejalan kaki apabila lelah berjalan.
Kita menginap semalam di Banff, besok menuju lake Louise.

Lake Louise
Lake Louise
Lake Louise sebuah danau besar berlatar belakang pegunungan berselimut salju.
Airnya hijau bergradasi, dikelilingi batu-batu putih dan bunga-bunga beraneka warna.
Hotel yang berusia ratusan tahun dibangun karena terinspirasi keindahan Lake Louise.
Air danau berubah warna seiring dengan musim.
Gambar pegunungan terpantulkan di danau Lake Louise membentuk gradasi.

Bersambung..