Ikut tour
ke China pasti kita diajak singgah ke
toko toko pemerintahan China.
Semua tour
tidak ada kekecualian, wajib hukumnya harus singgah, tetapi tidak wajib beli.
Biasanya
toko wajib kunjung adalah toko obat, toko batu giok, toko kain sutra dan toko teh.
Waktu
kunjungan pun ada “minimum time “ yang ditetapkan pemerintah, waktu kunjungan
tidak boleh kurang , kalau lebih boleh.
Ada sangsi
untuk local guide dan travel
agent apabila tidak taat dengan waktu kunjungan, apalagi melewatkan
kunjungan.
Iya..sudahlah
kita terima saja, namanya juga bertamu ke negara orang .
Yang perlu
kita siapkan pertahanan mental kita, jangan beli jika tidak sesuai dengan
kebutuhan kita, apalagi kalo harganya irasional.
Tour leader
kami selalu mengingatkan ke peserta tour, jika tidak sesuai dengan
kebutuhan jangan beli. Orang China itu lihay-lihay , orang yang semula bertekad
tidak beli, ketika kena bujuk rayu bercampur intimidasi orang China bisa mborong seperti kena hipnotis. Padahal setiba di
Indonesia, barang-barang yang dibeli tidak digunakan dan menyesal kenapa saat itu beli.
Tour leader
kami, orangnya baik, dia tidak bosan-bosan mengingatkan kita. Bahkan saat dia translate
presentasi
orang China dari bahasa Mandarin ke bahasa Indonesia, dia tambahkan kata-kata :
“ ora usah tuku yen ora perlu “ ( tidak perlu beli bila tidak perlu ) . Tour leader sengaja pakai bahasa Jawa supaya orang China tidak mengerti , khawatir mereka ngerti bahasa
Indo.
Hypnotherapy dan intimidasi
Toko obat di kota Chengdu, presentasi dan komunikasi
dilakukan dalam bahasa Mandarin kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia
oleh 2 tour leader ( tour leader
Surabaya & Semarang , rombongan kami gabungan Surabaya & Semarang ).
Aku sengaja
duduk paling depan karena menganut filosofi posisi menentukan hokky.
Dengan
harapan kalo ada produk “free sample “ akan selalu kebagian.
Bila
dibutuhkan relawan untuk obat gosok penghilang pegal-pegal, dapat segera
mengajukan diri.
Kan
…lumayan..pegal-pegal ilang ga perlu
bayar lagi…he..he..he.
Hasil pengamatanku, arah pandang pembicara akan cenderung ke
belakang dan tengah.
Paling
depan lebih jarang dilihat, sehingga saat mereka mengincar target ( calon pembeli
potensial) akan terlewatkan.
Duduk
paling depan, tampang backpacker, tidak bisa bahasa Mandarin, aku lolos sebagai
target paksa beli.
Terapis melakukan pendekatan “person to person” di acara rendam kaki dengan ramuan yang
membuat tubuh jadi segar, sambil melakukan
hypnotherapy dan intimidasi.
Semua
terapis hanya bisa berbahasa Mandarin, mereka memilih “target” yang bisa berbahasa
Mandarin. Siiip…kali ini kendala bahasa menyelamatkanku.
Dua terapis
mengajak tour leader untuk menjadi penerjemah untuk pendekatan person to
person.
Terapis
akan memilih “target” yang paling potensial, yang kelihatannya tampang Bos,
berangkatnya berpasangan ( suami istri ), agar kalo suami/istri ditakut-takutin
banyak sakit, pasangannya akan ikut shock dan ujung-ujungnya beli.
Aku keluar ruangan untuk ke toilet, aku lihat
suaminya Er sedang didatangi
terapis.
Suami Er
bertubuh subur, Er cukup modis. Cocok sebagai target.
Terapis
mengoleskan cairan ke perut suami Er, tiba-tiba perutnya menjadi merah semua.
Er
tertawa-tawa dan memberi komentar itu karena ndut ,banyak lemaknya.
Dengan
mimik serius terapis mengatakan suami Er banyak penyakitnya.
Mereka tenang
saja karena mereka sudah berkali-kali ke China dan sudah sering diintimidasi.
Terapis
memanggil salah satu karyawan yang ada disana.
Cairan yang
sama dioleskan ke perut orang tersebut,
tidak berubah merah.
Terapis
katakan lihat…suamimu ada masalah besar kesehatannya, jika orang sehat warnanya
tidak berubah.
Lalu suami
Er mengatakan bahwa dia sedang dalam pengobatan dokter dan dokter melarang
minum obat lainnya selain dari dokter.
Terapis
mengatakan obat China sifatnya alami, membantu penyembuhan, kalo tidak mau obat
minum bisa pakai ramuan untuk rendam kaki, atau obat via kulit semacam koyok.
Akhirnya Er
& suami beli beberapa pai fu ling ( obat kulit bila kena bakar ) ini memang
sesuai rencana, ditambah obat gosok dan ramuan rendam untuk kaki ( diluar rencana).
Bujukan dan
intimidasi terapis mereda.
Terapis
sudah berhasil tutup target ( he..he..he..).
Orang China
memang ulet !.
Di toko
batu giok, setelah presentasi , perhiasan dari batu giok diedarkan ke peserta
tour untuk dilihat dan dicoba. Banyak peserta menunjukkan wajah dan mimik
ogah-ogahan karena harga yang ditawarkan mahal.
Kemudian
presentasi dilanjutkan , kembali diedarkan perhiasan dengan harga lebih murah,
begitu seterusnya. Saat presentasi ke 2, seorang peserta tour ( Juli) tertarik
dengan gelang giok.
Begitu
melihat ada peserta tour yang tertarik, pimpinan toko akan mengundang untuk
melihat koleksi sejenis di ruang tersendiri. Juli mengajak teman2nya menemani
dia, takut di hynoterapy.
Presentasi
tetap dilanjutkan.
Saat
presentasi selesai , Juli & teman-temannya belum kembali.
Aku tidak
tahu apakah mereka jadi beli atau tidak.
Pengalaman
kena jebakan betmen saat pergi ke Beijing dan Shanghai beberapa tahun yang
lalu.
Aku beli
piyama bordir sutra tiruan , setelah
tawar menawar, aku pilih 10 pcs piyama.
Aku hitung
pas 10, aku bayar sesuai kesepakatan
harga.
Aku agak kerepotan
membawa,pemilik kios mengambil tas kresek, piyama tsb diminta untuk dimasukkan tas
kresek di depan mataku.
Tiba di
hotel piyama tsb , aku pindah ke koper, ternyata jumlahnya 9, berkurang 1.
Kemungkinan
saat masukkan ke kresek ada 1 piyama
yang dijatuhkan. Karena terhalang meja barang dagangan aku tidak melihat.
Waduh… aku
kena tipu orang China..untung hanya piyama sutra tiruan.
Di toko
obat Beijing , presentasi dilakukan dalam bahasa Indonesia.
Semua
terapis bisa berbahasa Indonesia.
Semua
peserta tour diuji gelombang listrik tubuhnya.
Peserta
tour dibagi dalam kelompok-kelompok, masing-masing 3 atau 2 orang ditangani 1
terapis.
Aku apriori
, tidak percaya hasil uji kesehatannya, karena hasil yang aku dengar semua
orang ada masalah kesehatan. Terapis tawarkan bermacam-macam produk, aku tolak
dengan halus bahwa aku tidak bawa uang, dia bilang menerima kartu kredit. Aku
masih tak bergeming.
Terapis
katakan produk yang cocok untukku gelas yang terbuat dari batu yang hanya ada
di pegunungan pedalaman Beijing, dapat melancarkan metabolisme tubuh.
Dia uji
gelas tsb dg alat gelombang listrik . Kesehatan lebih penting dari uang, bujuk
terapis.
Lalu terapis memberi waktu
agar aku berpikir kembali, nanti
dia akan datang lagi untuk memastikan keputusanku.
Aku lihat
teman-teman sudah menenteng hasil pembelian mereka, ada gelang kesehatan, gelas
kesehatan, koyok, obat untuk luka bakar, ramuan untuk rendam kaki dll.
Masing-masing
orang dengan gembira menunjukkan ke aku dan menyakinkan, di toko ini produknya
bagus, memang benar ada khasiatnya. Temanku tanya, kamu beli apa Sinta ?.
Aku belum
beli apa-apa. Belilah bagus koq, toko ini terpercaya. Aku juga mau beli gelas
kesehatan & koyok, bareng yuk, ada bonusnya kalo belinya bareng2.
Jadi
deh..aku ikut-ikutan beli.
Awalnya
gelasnya rajin aku pakai, malam diisi air, didiamkan 1 malam besoknya diminum .
Airnya jadi
agak dingin, kayak minum air dari kendi.
Khasiatnya
??? Who knows ???
Aku merasa
biasa-biasa saja ..
Yang jelas
harga gelasnya amat sangat jauuuuh lebih mahal dari kendi.
Ada lagi
jebakan betmen yang lain, di pasar di Beijing saat kita tawar harga,
diusir-usir dan diomelin orang China, katanya kita ga menghargai , nawarnya terlalu
murah ( kata teman yang bisa Mandarin), tak lama kita
dipanggil-panggil,
dipuji-puji, kita pinter nawar, biasanya dia tidak pernah jual dengan harga
segitu…….
Ha..ha..ha…
gombalannya orang China.
Padahal
hasil tawaran kita nggak murah-murah amat, ada teman yang bisa dapat harga
lebih murah.
Dalil nawar
di China, sabar jangan terburu-buru, karena makin lama akan makin murah.
Survey dulu
kira-kira berapa harga barang yang ingin kita beli ( tanya ke teman).
Kalo sudah
terlanjur kemahalan, ada teman dapat lebih murah, ikhlaskan.
Anggap aja
amal dan ongkos belajar agar lain kali kita lebih pinter.
Daripada
nyesal, udah kemahalan…sakitnya..disini ( dihati ).
Orang China
memang lihay, ulet tapi suka tipu tipu.
Awas…jebakan
betmen !
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus