Jumat, 22 April 2016

BERKELANA DI KOTA KUNO MELAKA

Becak Hello Kitty di Melaka
Rencana semula leyeh-leyeh di Stop Island ( Pulau Perhentian ) dekat Kota Bahru dalam rangka memanfaatkan tiket promo AA.  Saat menyusun "itinerary" mendadak muncul ide ke Melaka . Akhirnya kita sepakat, berkelana ke Melaka sebelum ke Stop Island.

Kira-kira jam dua siang pesawat mendarat di Kuala Lumpur - bandara KLIA2. Kita segera menuju counter tiket bus antar kota yang berada di dalam terminal kedatangan domestik. Membeli tiket bus Transnasional menuju ke Melaka seharga 24,1 RM per orang. Bus datang tepat waktu sesuai jadwal. Sepanjang perjalanan kurang lebih 2 jam melewati deretan kebun sawit diselingi pemukiman penduduk. Jalanan lebar dan nyaris tanpa macet. Pemandangan kebun kelapa sawit membuat  aku mengantuk dan tertidur. Tiba-tiba bus berhenti di sebuah POM bensin,  di seberang berdiri sebuah bangunan supermarket bertuliskan Melaka.  Sopir bus mengumumkan penumpang bus tujuan Melaka harap turun di sini.
Turun dari bus, kita bertanya ke seorang  penumpang bus cara menuju ke penginapan  : " Naik taksi saja, ongkos taksi menuju ke sana kira-kira 20 RM, itu di sebelah POM bensin ada banyak taksi".

Kita tunjukkan  "print out"  penginapan " The Rucksack Caratel" ke sopir taksi. Beberapa sopir taksi menolak mengantar kita . Ada yang mengatakan lokasi tsb "traffic jam" ,  dan yang lain mengatakan tak tahu persis lokasinya. Sampai kemudian kita bertemu dengan seorang sopir taksi yang ramah dan mengatakan tahu lokasi penginapan tsb, ongkos taksi menuju ke sana 20 RM. Okay tarik...sesuai tarif yang direkomendasikan salah satu penumpang bus yang tadi kita tanya.

Sepanjang perjalanan sopir taksi berusaha menjelaskan tentang daerah yang kita lewati. Lumayan juga....kita mendapat sopir taksi merangkap "tour guide". Sopir taksi yang ramah dan baik hati. Tetapi...mendekati lokasi penginapan, wajah sopir taksi terlihat bingung.   Tiba-tiba pak sopir minta  ijin turun sebentar,  bertanya ke penduduk lokasi penginapan kita. Lha dalah... ternyata sopir taksi tidak tahu lokasi.  Beberapa kali kita melewati lokasi yang sama, tetapi bangunan penginapan belum nampak juga.  Lalu kita telephone penginapan, resepsionis hotel mengatakan arah kita sudah benar dan sudah dekat. Kita tengok kiri dan kanan, bangunan hotel belum nampak juga.  Hasil browsing dari mbah "Google Map", titik merah menunjukkan kita sudah di lokasi. Tetapi mana penginapan kita ? Kemudian kita lihat ada jalan buntu, coba deh kita intip jalan tsb. Sebuah bangunan baru dengan design unik, berada di pojok jalan buntu dengan tulisan " The Rucksack Caratel ". Itu pakcik hotel yang  kita cari !. Wajah sopir berubah lega , dari yang sebelumnya tampak putus asa.  Akhirnya kita sampai juga di hotel.

Satay Celup

Gara-gara mencari lokasi hotel tak kunjung ketemu, kita keliling kota tua sebanyak tiga kali.
Hikmah dari perjuangan mencari lokasi hotel, membuat kita hafal jalan.
Agenda hari ini : makan di restoran Capitol Satay dengan menu satay celup dan naik Taming Sari tower.
Kita berjalan kaki menuju resto satay celup. Tiba di sana , sudah banyak pengunjung yang antri di depan resto.
Di tengah bawah masing-masing meja ada kompor , di atasnya ada panci berisi bumbu sate kacang dengan rasa rempah.
Di rak kaca samping resto berjajar beragam  udang, ayam, babi, sapi,tahu, ikan, siomay dan berbagai sayur, yang ditusuk menyerupai sate. Silahkan pilih , kata pelayan resto !.  Setelah dipilih akan dimasukkan  ke dalam panci yang berisi bumbu  satay di tengah meja dan kompor dinyalakan. Tunggu  sebentar sampai matang. Lalu diciduk , masukkan dalam mangkok dan siap dimakan.  Mirip cara penyajian suki di resto Jepang.
Rasanya .. eeehmm enak juga, mirip sate bumbu kacang dengan rasa rempah agak tajam.
Pelayan resto yang berasal dari Ponorogo dan Pekalongan dengan sigap menambah bumbu di panci bila melihat bumbu di panci agak berkurang.
Kita senang dilayani pelayan resto yang berasal dari Indo, tidak ada kendala bahasa, komunikasi lancar.
Semangat makan kita tak perlu diragukan.  Saat akan beranjak dari kursi, perut terasa berat, akibat kekenyangan.

Taming Sari Tower

Perut sudah kenyang, ayo kita berjalan kaki menuju  Taming Sari Tower. Kita akan melihat kota Melaka di waktu malam dari atas. Di lokasi Taming sari ada taman, sekeliling taman banyak becak wisata, lucu-lucu ada  hello Kitty, Frozen, Minion, Mickey dll. Becaknya full music,  jenis musiknya tergantung selera pengemudi becaknya. Sebelum naik Taming Sari Tower, kita  mampir makan ice cream Nestle sambil melihat orang lalu lalang di taman. Harga tiket RM 20 per orang, saat beli tiket masing-masing orang mendapat sekotak lemon juice dan biskuit. Taming Sari Tower bergerak naik ke atas pelahan-lahan dan berputar 360 derajat, kita bisa memandang kota Melaka dari berbagai sudut. Di dekat kursi disediakan teropong sehingga bisa melihat obyek dari dekat. Sekitar 7 menit  menara turun pelahan-lahan. Kita kembali berada di taman. Hari sudah malam, mata sudah mulai mengantuk. Ayo kita kembali ke hotel , beristirahat. Besok kita jalan-jalan lagi.

Duck Tours
Duck Tours

Pagi ini kita akan ikut " Duck Tours", tour amphibi dengan rute keliling pesisir kota Melaka kemudian nyebur ke selat Melaka lanjut ke pulau Melaka dan kembali ke kota Melaka. Counter pembelian tiket Duck Tours  tidak jauh dari menara Taming Sari. Kita melewati beberapa museum; museum UMNO, museum SETAM (Stamp/pos), museum Pemuda dll. Mayoritas bangunan museum itu berwarna merah seperti warna clock tower.
Setelah jumlah peserta tour memenuhi kuota, kendaraan berwarna kuning mencolok berangkat menyusuri daratan kota Melaka, selain sopir ada pemandu wisata yang bercerita tentang daerah yang dilewati.
Saat kendaraan akan menyebur laut ganti sopir, di darat dan di laut beda sopir.
Kendaraan  nyebur ke laut masuk selat Melaka. Dari jauh terlihat samar-samar pulau Sumatera. Konon selat Melaka merupakan jalur perdagangan , bagian dari jalur sutera. Dari laut kita melihat berbagai bangunan, ada bangunan masjid yang indah terletak agak menjorok ke laut. Sekali-kali burung-burung berterbangan, menukik ke laut, kemudian kembali terbang sambit bercuit-cuit..
Tak terasa kita sudah tiba di tepi pantai, kendaraan masuk ke suatu kolam besar dan dicuci secara otomatis. Sopir berganti dengan sopir darat.
Di seberang pantai ada mall, kita masuk mall mencari counter  "Taste Better". Puff durian dan ice cream duriannya enak ! Maknyeesss !!

Kota Tua Melaka

Di kawasan Melaka banyak Gereja Tua. Melaka terkenal dengan bangunan peninggalan zaman Belanda dan Portugis. Bangunan yang menjadi landmark Melaka adalah Christ Church. Bangunan berwarna merah bersebelahan dengan Stadthuys Museum dan Kantor Pos Pusat di Dutch Square.
Bukit St Paul

Ada juga St. Paul Church di bukit kawasan A Famosa. Gereja yang tinggal reruntuhan tampak indah berada di atas bukit. Untuk menuju ke sana kita menaiki anak tangga dan melewati kuburan Belanda tempo dulu.
St. Peter Church  di Jalan Bendahara merupakan gereja Katolik tertua di Malaysia yang masih digunakan hingga saat ini . Gereja St.Francis Xavier yang dibangun pada 1856, letaknya tak jauh dari komplek Stadthuys.

Sebagai kota tua Melaka memiliki beragam museum yang mudah diakses dari pusat kota.Dekat St. Paul Hill ada museum Arsitektur Melayu. Di museum ini kita bisa melihat sejarah dan filosofi bangunan di Melaka, juga Malaysia.Tak jauh dari museum itu, kita akan melihat kapal phinisi besar, ternyata itu Maritime Museum!

Museum Baba dan Nyonya Heritage di Jalan Tun Tan Cheng Lock adalah museum sejarah kaum peranakan di Melayu .  Museum Cheng Ho tentang jejak Islam dari penjelajah terkenal dari daratan Tiongkok. Terkadang jika kita lelah berjalan, dan kepanasan, kita mampir berteduh di salah satu museum sebelum melanjutkan berjalan kaki.

Kuliner Di Jonker Street
Kita berjalan menyusuri  Jonker Street dan mampir di Jonker 88 untuk beli es cendol durian. Cendol yang berwarna hijau dan kacang merah diberi serutan es, disiram santan dan kinca (gula merah cair) dan durian cair.  Rasanya segar ...ditengah udara siang terik dan panas.Menu khas di sini adalah : Baba Laksa kahwin Nyonya Asam Laksa. Unik, dua menu yang disajikan dalam satu mangkok berukuran jumbo.
Rasanya dominan  pedas dan asam. Isi  laksa tersebut adalah tahu, kulit tahu, telur, bakso ikan, dan mie sejenis udon. Resto ini cukup terkenal, sebelum pesan kita antri dulu.

Saat berjalan di jonker street banyak orang minum juice semangka dan melon dengan cara langsung disedot dari buahnya. Penasaran kan ! .
Cara membuatnya, semangka / melon yang sudah didinginkan dilubangi bagian tengah kemudian dikerok, dan diaduk dengan mixer.
Lalu lubang diberi sedotan siap diminum. Juice yang alami dan mantap ukurannya !

Melaka River Cruise
Sungai Melaka

Tujuan kita selanjutnya  Melaka River Cruise, naik perahu dan menyusuri keindahan sisi sungai Melaka. River Cruise tersedia setiap hari mulai pukul 9 pagi hingga 11 malam. Cukup membayar 20 RM, kita bisa melihat bangunan bergaya Eropa dan bangunan khas melayu yang berjajar di sepanjang sungai Melaka, sambil diiringi musik yang mengalun merdu. Aah..serasa di Venice nya Asia.

Jonker Street Night Market.
Pasar malam ini hanya ada setiap Jumat dan Sabtu malam.  Di sini, kita dapat menemukan beragam jajanan kaki lima dalam satu ruas jalan panjang. Ada pula ragam pernak-pernik dan beraneka souvenir. Suasananya mirip Semawis di Semarang.
Dari Jonker street kita kembali ke hotel untuk mengambil koper , naik taksi ke terminal dilanjutkan naik bus menuju ke Kuala Lumpur. Untung kita masih kebagian tiket bus terakhir, keberangkatan jam 09.30 malam. Menurut sopir taksi, pada hari Jumat malam biasanya tiket bus cepat habis.Bus dari Melaka ke Kuala Lumpur sangat nyaman, tempat duduknya besar mirip kursi di pesawat business class. Aku memandang kota Melaka di balik kaca jendela bus. Bye..bye..Melaka. I love Melaka !