Senin, 30 November 2015

JALAN JALAN KE GUA GONG DI PACITAN

Pintu Masuk Gua Gong
Bayangan beberapa orang ketika  mendengar kata gua adalah lubang gelap, dalam  dan lembab, berada di perut bumi dengan  suasana menyeramkan dan mencekam. Demikian juga yang ada dalam pikiranku tentang gua di masa lalu , bayangan tersebut berubah ketika liburan sekolah aku pergi ke gua Jatijajar ternyata gua itu indah dan tidak menyeramkan. Sejak saat itu bagiku gua tidak selalu menyeramkan.

Saat ini aku bersama group jalan-jalan SIMP Surabaya dari pantai Klayar Pacitan menuju gua Gong. Bus tidak bisa masuk ke lokasi gua Gong  karena jalan sempit. Kita bisa berjalan kaki atau naik ojek menuju gua Gong. Mengingat faktor "U" (umur) dan jalan menuju lokasi gua Gong agak menanjak, kita  memutuskan naik ojek, tarif sewa ojek hanya Rp 5.000,- per orang dan tiket masuk lokasi gua Gong per orang Rp. 12.000,-.
Gua Gong Pacitan

Turun dari ojek kita naik beberapa anak tangga dan  melewati jalan kecil yang diapit oleh toko-toko kecil di kiri dan kanan. Ada bermacam-macam barang yang dijual mulai dari makanan, batu akik dan berbagai macam souvenir. Mendekati lokasi gua Gong banyak orang menawarkan jasa sewa senter dan guide untuk memasuki gua Gong.

Goa Gong  berada di Dusun Pule, Desa Bomo, Kecamatan Punung, sekitar 37 km ke arah barat dari pusat kota Pacitan. Dikelilingi oleh pegunungan, di sebelah utara ada gunung Manyar, di sebelah selatan gunung Karang Pulut, di sebelah timur Gunung Gede, dan di sebelah barat ada gunung Grugah. Keempat gunung ini semuanya gunung non-aktif.
Ada Pagar dan Tangga di dalam Gua Gong


Kedalaman gua kira-kira  256 meter, cukup dalam, bayangkan jika tinggi rumah rata-rata 3 meter, artinya 85 kali tinggi rumah, tetapi arahnya ke bawah, ke dalam perut bumi. Tetapi jangan khawatir ada tangga dan pagar untuk memudahkan kita menyusuri gua.  Kipas angin berukuran  besar dipasang untuk mengurangi hawa panas gua, walaupun udara panas di dalam gua belum mampu dihalau seluruhnya , lumayanlah....
Di sudut-sudut gua dipasang lampu TL berwarna putih membuat  kita dapat melihat sekeliling gua tanpa bantuan senter.
Sendang Di Gua Gong

Di dalam gua ada 5 sendang ( kolam alam) , yaitu Sendang Jampi Rogo, Sendang Panguripan, Sendang Relung Jiwo, sendang Kamulyan, dan sendang Ralung Nisto yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

Mengapa dinamakan gua Gong ? Menurut warga sekitar, mereka sering  mendengar adanya suara gema tabuhan seperti suara gong yang berasal dari dalam goa. Gong adalah salah satu alat tabuh dalam kesenian gamelan Jawa. Suara gong dari dalam goa dihasilkan dari pantulan bunyi tetesan air alam goa yang menimpa batuan stalaktit atau stalagmit goa tersebut. Bunyinya terdengar harmonis dan indah, gong terdengar jelas saat suasana hening dan sepi.

Gua Gong merupakan goa terindah di Asia Tenggara. Memiliki stalagmit dan stalaktit berumur ratusan tahun bahkan ribuan tahun yang silam.Ukuran Stalaktit dan Stalagmit-nya beragam, terlihat menjulang dan kokoh menempel di lantai atau langit goa.

Stalaktit dan stalagmit tumbuh memanjang melalui proses alami akibat reaksi oksidasi atau reaksi kimia antara udara dengan air. Rata-rata pertumbuhan panjang stalaktit dan stalagmit di goa ini berkisar antara 0.1 hingga 0.13 mm per tahun. Bisa dibayangkan begitu panjang waktu yang diperlukan untuk membentuk stalaktit dan stalagmit ini.  Warisan alam yang indah, yang  patut kita jaga agar tidak ada tangan-tangan yang merusak.

Apa beda stalaktit dan stalagmit ?  Dari segi  bentuk stalaktit  membentuk batuan runcing ke bawah, sedangkan stalagmit membentuk batuan runcing ke atas, kata guide gua Gong.
Foto Di dalam Gua Gong

Waow. indah sekali  stalaktit dan stalagmit-nya, sayang sekali hanya disinari lampu TL putih. Pasti akan lebih indah bila disinari lampu warna-warni dengan penataan cahaya yang pas, apalagi jika ada musik bernuansa alam yang mengalun lembut dan sirkulasi udara di gua diatur sehingga tidak panas dan lembab.  Keindahannya bisa bersaing dengan gua-gua lain yang terkenal di dunia !!!
Stalagtit

Menurut penduduk di lokasi gua Gong, saat ini pemerintah daerah Pacitan sedang membangun infrastruktur . Seharusnya ada lampu warna-warni , saat ini sedang perbaikan instalasi sehingga lampu warna-warni padam.
Kita doakan  bersama, semoga gua Gong setelah dilengkapi infrastruktur yang memadai bisa menjadi tujuan wisata yang terkenal di dunia.

Setelah puas melihat isi gua Gong, kita keluar. Duh...baru terasa perut kita lapar. Kita terlambat makan siang. Ada aroma sedap menyeruak di udara, sepertinya  tahu, tempe dan pisang sedang digoreng, membuat perut kita makin terasa lapar. Ternyata aroma sedap tersebut berasal dari warung yang berjualan  berbagai macam gorengan . Mampir yuk.. !! Nikmatnya.. makan tahu goreng yang masih  panas dengan lombok rawit dan dicocol sedikit petis. Setelah puas makan aneka gorengan, kita makan jeruk bali dari Madiun yang telah dikupaskan pemilik warung . Begitu jeruk selesai dikupas, langsung kita serbu beramai-ramai . Ehmmm enak dan segaar.... jeruknya manis dan juicy ( airnya banyak ).

Pesona alam gua Gong yang memiliki stalaktik dan stalagmit yang begitu mempesona telah kita nikmati, perut sudah diisi tahu goreng, tempe goreng dan jeruk bali yang juicy. Hari sudah menjelang menjelang sore, kita langsung menuju ke penginapan " Surfing Bay Cottage " di pantai Teleng Ria. Nanti malam kita akan makan sea food sepuasnya, "all you can eat ".

Besok pagi kita akan mampir ke rumah mantan presiden RI, SBY ( Susilo Bambang Yudhoyono) yang berada di kota Pacitan.

Sampai di sini dulu ceritanya. Amit mundur. Sampai jumpa dalam cerita selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar